Februari 24, 2011

Perlu waktu

Terdengar lirih ucapan rindu
ada sayup-sayup terucap cinta
kata maaf menyentuh hati
dan aku pun tersenyum

Bukan tak peduli
tak menyapa cinta
bukan tak ada rindu
ketika diam tak bicara

Hanya perlu waktu
untuk meletakkan dihatikudengan kadar sewajarnya


By : Fitriatuti HR
Banjarbaru, 21 Feb 2011

Februari 23, 2011

Damaikan Hati, Damaikan Negeri


Darimanakah makanan yang kalian makan ?
Bukankah dari tanah yang sama ?
Darimanakah air yang kalian minum ?
Bukankah berputar pada atmosfir yang sama ?

Saudaraku,
Bumi yang kuinjak, sama dengan yang kalian injak.
Udara yang kuhirup, sama dengan yang kalian hirup.
Terik mentari yang kurasa, sama dengan yang kalian rasa.

Malukah kalian menyebut kita semua ini saudara ?
Tak sudikah kalian menyebut kita semua ini sahabat ?
Kau rasa tak layakkah menyebut kita semua berteman ?
Perbedaan bukan alasan pertengkaran saudaraku ...

Kita ini sama, sama sebagai hamba.
Ada yang jauh lebih agung dan kuasa.
Dia Tuhan yang menguasai alam raya.
Di hadapanNya kita tiada beda.

Tapi mengapa demi gengsi kalian saling serang ?
Tapi mengapa demi kuasa kalian saling cerca ?
Ayolah kawan kita ini hanyalah debu dialas kakiNya ...
Janganlah biarkan Ia kecewa karena tingkah kita.

Februari 22, 2011

Masih kurangkah Mukamu ?

Kesana kemari engkau berjalan
Ini dan itu kamu berucap
Seakan lidahmu kering jika tak berteori
Tapi maaf ... bukan waktu yang tepat

Canggih memang terdengar Ilmu yang kau cakap
Indah juga tak bercela ... seakan semua kau kuasa
Asam dan garam, aku percaya, banyak yang kau habiskan
Tapi maaf, ... mungkin ini agak terlambat

Kemanakah engkau waktu kepala kami terbentur ?
Dimanakah engkau saat tangan kami butuh uluran?
Bukankah engkau hanya diam, melirikpun tidak ?
Bukankah engkau sibuk dengan alasanmu sendiri ?


Bukankah manusia dilahirkan, lengkap dengan muka masing masing ?
Mengapa mesti mencari cari lagi ?
Bukankah sejak lahir, sudah kita dikasih nama oleh orang tua ?
Mengapa mesti mencari cari lagi ?

Maaf ...
Caramu salah menurut akal sehatku
Engkau telah menusuk aku, tepat di jantungku
Engkau sama sekali tidak menolongku
Maaf .....................................