The wise man said just walk this way
To the dawn of the light
The wind will blow into your face
As the years pass you by
Hear this voice from deep inside
It's the call of your heart
Close your eyes and your will find
The passage out of the dark
Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star
The wise man said just find your place
In the eye of the storm
Seek the roses along the way
Just beware of the thorns
Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star
The wise man said just raise your hand
And reach out for the spell
Find the door to the promised land
Just believe in yourself
Hear this voice from deep inside
It's the call of your heart
Close your eyes and your will find
The way out of the dark
Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star
Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star
Desember 27, 2011
Desember 06, 2011
Terlena aku di ....
Masa kecilku kuhabiskan dengan bermanja dipangkuan ibuku,
Bila kakiku terluka kumerengek digendongan ayahku,
Tak pernah kurasakan sengatan panas Matahari ...
Karena ibu selalu setia memayungi aku.
Masa kecilku selalu membuat teman temanku iri,
Tetesan air hujan dikepalaku selalu dengan lembut segera diusap ibu,
Dengan belaian kasih yang semakin membuatku terlena,
Dalam timangan ayahku aku selalu pulas terlelap ...
Tapi sayang jalanku tak selamanya mulus,
Alam disekitarkupun tak selamanya indah,
Baru aku tahu saat seharusnya aku beranjak dewasa,
Ternyata didepanku banyak kerikil yang dulu tak boleh aku injak bahkan sekedar kulihatpun tak boleh.
Onak dan duri yang dulu tak pernah kurasakan,
Kini menghujam dalam menembus kulit halusku,
Jalan mulus yang dulu kulihat dari gendongan ibuku,
Ternyata penuh dengan kerikil kerikil tajam yang siap merobek kakiku.
Ayah, ibu ... Kalian begitu kuat melindungi aku,
Tapi kalian tak pernah mengajarkan bagaimana mendapatkan kekuatan itu,
Ayah, ibu ... Betapa nikmat aku dalam dekapanmu,
Tapi kau tak pernah memberitahu aku betapa nikmat tetesan air hujan dan sengatan sinar matahari ...
Bila kakiku terluka kumerengek digendongan ayahku,
Tak pernah kurasakan sengatan panas Matahari ...
Karena ibu selalu setia memayungi aku.
Masa kecilku selalu membuat teman temanku iri,
Tetesan air hujan dikepalaku selalu dengan lembut segera diusap ibu,
Dengan belaian kasih yang semakin membuatku terlena,
Dalam timangan ayahku aku selalu pulas terlelap ...
Tapi sayang jalanku tak selamanya mulus,
Alam disekitarkupun tak selamanya indah,
Baru aku tahu saat seharusnya aku beranjak dewasa,
Ternyata didepanku banyak kerikil yang dulu tak boleh aku injak bahkan sekedar kulihatpun tak boleh.
Onak dan duri yang dulu tak pernah kurasakan,
Kini menghujam dalam menembus kulit halusku,
Jalan mulus yang dulu kulihat dari gendongan ibuku,
Ternyata penuh dengan kerikil kerikil tajam yang siap merobek kakiku.
Ayah, ibu ... Kalian begitu kuat melindungi aku,
Tapi kalian tak pernah mengajarkan bagaimana mendapatkan kekuatan itu,
Ayah, ibu ... Betapa nikmat aku dalam dekapanmu,
Tapi kau tak pernah memberitahu aku betapa nikmat tetesan air hujan dan sengatan sinar matahari ...
Langganan:
Postingan (Atom)
Demi fisikku
Akulah kejahatan itu Maafkan aku fisikku Anganmu jauh menyiksamu Tajamku mengiris pilu Sedalam rindu ini padamu Sejauh itu takutku menyakiti...
-
Kesana kemari engkau berjalan Ini dan itu kamu berucap Seakan lidahmu kering jika tak berteori Tapi maaf ... bukan waktu yang tepat Can...
-
Kulalui malamku dalam sunyi, Meski riuh rindu ini tak terperi. Aku termenung dalam diam, Menatap bayang malam semakin kelam. Bintang be...