Tapi Aku tidak mencarimu
Aku ingin bertemuTapi Aku tidak mendatangimu
Tapi Aku menunggu pesan darimu
Sekarang bukan lagi tentang waktu, rindu, perasaan dan pertemuanTetapi bagaimana cara kita saling menjaga walaupun tidak saling bertemu.
Aku ingin bertemuTapi Aku tidak mendatangimu
Sekarang bukan lagi tentang waktu, rindu, perasaan dan pertemuanTetapi bagaimana cara kita saling menjaga walaupun tidak saling bertemu.
Jarak memisahkan raga kita,Membuat jiwa merana meronta.Ingin kudekap erat ragamu,Menebus rindu yang membara di kalbu.
Oh, dikau pujaan hati,Akankah engkau kembali ?Sirnakan pilu di dalam hati,Dan ciptakan bahagia abadi.
Aku masih di sini, menanti setiaMenyaksikan rembulan lukiskan wajahmu di angkasaMenjaga mimpi yang terukir indah dalam jiwaMendoakan cinta yang tak pernah pudar warnanya
Rindu ini tak terperi, bagaikan luka yang tak terobatiMenantimu, pujaanku, di ujung senja yang sunyiSemoga esok mentari bersinar cerahMembawa kabar gembira, kau kembali memelukku erat.
Mulut-mulut bagaikan ombak yang ganas,Menghantam jiwa dengan kata-kata yang pedas.Terkadang manis bagaikan madu,Menipu hati dengan janji yang tak tertebus.
Tak mampu ku melarikan diri dari hiruk pikuk ini,Mencari tempat yang damai dan sunyi.Di mana aku bisa mendengar suara hatiku sendiri,Dan menemukan jati diri.
Jadilah mercusuar di tengah lautan kata,Menyinari jalan bagi mereka yang tersesat.Jadiah suara kebenaran di tengah kebisingan,Membawa kedamaian di tengah pertempuran.
Aku tahu jalan tak mungkin kulaluiNamun apa dayakuTak kuasa aku menolak kaki iniSeakan sangat yakin dengan mimpi mimpi
Aku mencoba bertanya pada hariMasih adakah yang tersembunyiSaat matahari tak mampu bersinarSaat gelap belum memudar
Kejora malamku,
Di manakah sinar indahmu ?
Hanya sayu terlihat di sudut matamu,
Hanya muram seisi wajahmu.
Kemana perginya tawa ceriamu ?
Kemana perginya senyum manis di bibirmu ?
Terlihat jelas hanya duka mendalam,
Luka yang menggores dari angkara dendam.
Oh, kejora malamku,
Kembalilah engkau bersinar terang
Tebarkan lagi cahaya indahmu
Hangatkan hati yang dingin dan kelam.
Aku menunggu di sini,
Walau tetap dalam sepi .
Pancarkan sinarmu kembali,
Menyinari malamku yang riuh sendiri.
Kusembunyikan rindu nan
pilu.
Di balik semak belukar dan perdu,
Berharap mentari tak kan menemukanmu,
Agar angkara tak memburu.
Orang lain mudah terpedaya,
Namun hati tak bisa berdusta.
Rindu ini menjerit, meronta,
Tiada henti, bagaikan badai yang tak tercipta.
Di manakah dirimu kini
berada?
Masihkah kau simpan rindu yang sama?
Seperti kala angkara belum berkuasa,
Dan cinta bersinar bagai mentari di ufuk raya.
Oh, rindu yang tersembunyi,
Kapan ku temukan jalanmu kembali?
Menembus duri dan amarah yang ngeri,
Mempertemukan kembali merananya dua hati.
Oh, rindu yang menyesakkan dada,Ingin kuungkapkan, namun tak terucapkan,Ingin bertemu, tapi terhalang jarak dan waktu.
Mungkin aku harus belajar menikmati rindu ini,Yang bergemuruh di dalam kalbu.Akan kutunggu dirimu dengan sabar,Tanpa mengganggu, tanpa memaksa.
Akulah kejahatan itu Maafkan aku fisikku Anganmu jauh menyiksamu Tajamku mengiris pilu Sedalam rindu ini padamu Sejauh itu takutku menyakiti...