Juli 15, 2024

Pagi

Seiring terbitnya mentari pagi
Parasmu membayang hadir
Tersenyum lekat membuka hari
Enyahkan kabut malam sunyi

Ingin kunikmati sapa hangatmu
Sebagai pembuka pagi setelah malam berlalu
Walau hanya lewat kata dalam lagu
Pengusir rasa di dada yang kelu

Kutuliskan ini, 
Saat semua tak mungkin kudapat
Hanya angan,
Saat kita tak mampu mendekat

Fisikku, anganmu menunggu
Dalam siksa rindu terbelenggu
Menjerit pilu di pagi yang biru
Memyiram duka bekas sembilu

Juli 14, 2024

Aku

Dari hatiku yang berbisik pilu
Membayang wajahmu yang tegar sendu
Waktu tanpamu,
Laksana laut tanpa ombak menderu

Hampa rasa berhias nestapa
Bagai tiada bintang menghias angkasa
Sedih hati pedih merintih
Menahan rasa rindu yang perih

Hanya ini yang kubisa
Tuliskan kata ungkapkan rasa
Rasa hampa jalani hari
Tanpa senyumu hangatkan sepi

Aku rindu
Tapi aku tak berdaya
Aku rindu
Tapi aku ... 

Juli 11, 2024

Terhalang Janji

Di persimpangan jalan takdir bertemu,

Dua insan terikat rasa yang kian merindu.

Tatapan mata beradu, hatipun berbisik,

Cinta bersemi, bak mentari menyihir pagi

Namun sayang, duka menyelimuti asa,

Keduanya terikat janji, cinta yang berbeda.

Hati meronta, pilu tak terkira,

Ingin bersama, tapi terhalang lara.

Cinta terlarang laksana belati berbisa,

Menyiksa sukma, luka tiada terkira.

Diam dalam bisikan, rasa yang terpendam,

Hanya kenangan indah yang dapat diimpikan.

Berjalan di lorong berbeda, meski hati terikat erat,

Mencari kebahagiaan, walau cinta tak tersurat.

Doa dipanjatkan, semoga cinta ini diberkati,

Walaupun tak bersama, takkan terlupakan selamanya.

Di ufuk senja, air mata berlinang,

Kenangan indah terukir, di lubuk kalang.

Perpisahan pasti pahit, penuh dengan sembilu,

Akankah rasa ini abadi, meski takkan bersatu

Dirimu

Di balik senyummu yang menawan, 

Tersimpan jiwa yang tegar dan kuat. 

Tanganmu yang cekatan, 

Membuat roda kehidupan terus berputar.

Wanita tangguh, kau ibu yang luar biasa. 

Bekerja keras demi keluarga tercinta. 

Menantikan suami dan memuntun buah hati, 

Tanpa keluh kesah, tanpa air mata.

Di sela kesibukan, tak kau lupa tugas mulia. 

Mendidik anak dengan penuh kasih sayang. 

Menanamkan nilai-nilai luhur, 

Membimbingnya di jalan yang terang.

Kau Putri yang penuh berbakti. 

Merawat orang tua dengan sepenuh hati. 

Memberikan kasih penuh sayang, 

Menemani mereka di kala senja.

Wanita tangguh, kau inspirasi bagi banyak orang. 

Keteguhan hatimu bagaikan baja. 

Semangatmu yang membara, 

Menerangi jalan bagi mereka yang tersesat.

Juli 10, 2024

Kamu

Bulan sabit mengambang di langit senja

Melintas awan enggan menyapa
Bintangpun masih malu sembunyikan sinarnya
Hanya angin membawa berita, kamu tidak baik baik saja
Sontak dedaunan merunduk perih
Demi mendengar bisikan angin
Membawa warta yang beku dan dingin
Tentang kamu yang sedang merintih sedih
Aku memikirkan kamu
Ya aku tak bisa melupakanmu
Aku ingin ada di sedihmu
Membelai lembut rambutmu

Engkau

Di kejauhan, suara jangkrik seakan berbisik pilu

Menerjemahkan rasa yang kelam dan biru

Apakah rindu yang menghantui kalbumu?

Atau luka lama yang kembali menggores jiwamu?

Oh, rembulan, tolong sampaikan salamku padanya

Agar dia tahu, aku selalu ada di sini

Menemani dalam suka dan duka

Menjadi pelita di kala senja meredup dan malam menyapa

Kuharap awan hitam segera berlalu

Menyingkap sinar mentari yang hangat dan baru

Memberikan semangat baru untuk melangkah maju

Dan mengantarkan kebahagiaan yang tak pernah sirna di hatiku.

Ingatlah, aku di sini selalu menanti

Menanti senyummu yang indah dan menawan hati

Bersama kita lalui badai dan rintangan

Dan ciptakan kisah cinta yang abadi dan bertahan

Juli 08, 2024

Sisa Asa dalam Mimpi

Di relung jiwa, terukir asa, 
Harapan yang menari, bagai mentari di ufuk rasa. 
Realita menyapa, bagai bayangan di cermin, 
Menyibak tabir mimpi, tunjukkan jalan yang terjal dan dingin.
Manusia, sang pencipta mimpi, 
Tergoda genggaman harapan, erat dan tak terperi. 
Namun, kecewa datang bagai tamu tak diundang, 
Menorehkan luka di hati, perih dan tak terbayangkan.
Kekecewaan, hadir tanpa aba-aba, 
Menyapa jiwa yang rapuh, bagai badai di lautan tanpa tepian. 
Tak bisa ditolak, tak bisa dielakkan, 
Hanya hati yang lapang yang mampu menerimanya dengan keikhlasan.
Janji, bagai bisikan di angin, 
Kadang membawa harapan, kadang membawa duka pilu nan kelam. 
Jika hati terlarut dalam emosi, 
Ucap janji hanya melukai, bagai duri yang menancap di sanubari.
Harapan dan kenyataan, bagai dua sisi mata uang, 
Tak terpisahkan, selalu berdampingan dalam perjalanan. 
Belajarlah menerima keduanya dengan lapang dada, 
Agar mimpi tak sirna, dan hati tak tersesat dalam nestapa.
Ingatlah, di balik setiap kekecewaan, 
Tersimpan hikmah yang menanti untuk digali. 
Bangkitlah dari keterpurukan, raih kembali harapan, 
Dengan langkah yang teguh dan hati yang penuh keteguhan.

Sensasi mimpi

Harapan adalah tentang apa yang kita inginkan
Realita adalah apa yang harus kita hadapi
Manusia adalah makhluk ciptaan
Yang kadang menggenggam harapan terlalu kuat
Kekecewaan datang kadang tak terelakkan
Ia hadir tak pernah diinginkan
Namun tak pernah bisa ditolak
Hanya hati yang ikhlas yang mampu menerima
Janji terkadang hanyalah ucapan bibir
Jika hati larut dalam emosi
Ucap janji hanya akan menyakiti
Bagai mendapat mimpi tak terbeli


Juli 01, 2024

Rembulan Nestapa

Mentari tak kuasa menemui rembulan,

Karena angkara meleyapkan gerhana.

Rembulan sendu sedih meratap,

Menetes air matanya membasahi persada.

Langit kelam menyelimuti dunia,

Bintang-bintang redup bagai tak bercahaya.

Angin menderu membawa nestapa,

Membawa duka lara tiada tara.

Bumi pun ikut bersedih pilu,

Menangis bersama sang rembulan yang biru.

Harapan sirna ditelan malam kelam,

Hanya sisa keputusasaan yang terpancar.

Namun, dibalik kesedihan yang mendalam,

Tersimpan secercah harapan yang tak padam.

Cahaya mentari kan kembali bersinar,

Menyinari rembulan dan dunia yang kelam.

Angkara takkan bisa selamanya berkuasa,

Kebenaran dan cinta akan selalu menang pada akhirnya.

Mentari dan rembulan kan bersatu kembali,

Membawa kedamaian dan kebahagiaan abadi.


Demi fisikku

Akulah kejahatan itu Maafkan aku fisikku Anganmu jauh menyiksamu Tajamku mengiris pilu Sedalam rindu ini padamu Sejauh itu takutku menyakiti...